Author
DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2017.35.4.289-301
For further details log on website :
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/2154
Abstract
Ketahanan alami setiap jenis bambu berbeda sehingga informasi mengenai ketahanan alami setiap jenis bambu penting diketahui sebagai dasar pemanfaatannya. Tulisan ini mempelajari ketahanan alami dan pengelompokan dua puluh jenis bambu terhadap serangan rayap tanah. Dua puluh jenis bambu yang tumbuh dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Kebun Raya Bogor, dan Lampung diuji ketahanannya terhadap rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren berdasarkan SNI 7204-2014. Parameter yang diamati meliputi persentase penurunan berat bambu, persentase jumlah rayap yang hidup, dan derajat serangan secara subyektif. Berdasarkan persentase penurunan berat, tiga jenis bambu termasuk dalam kelas ketahanan I, lima jenis kelas II, tiga jenis kelas III, tujuh jenis kelas IV, dan dua jenis kelas V. Berdasarkan jumlah rayap yang hidup, satu jenis termasuk dalam kelas ketahanan I, empat jenis kelas II, satu jenis kelas III, 11 jenis kelas IV, dan tiga jenis kelas V.
Keywords
Rayap tanah; pengurangan berat; jumlah rayap hidup; kelas ketahanan; derajat serangan
Full Text:
PDF (BAHASA INDONESIA)References
Technology, 3(9), 937-962. Retrieved from http://www.ejournalofscience.org
Jasni, Pari, G., & Kalima, T. (2016). Komposisi kimia dan ketahanan 12 jenis rotan dari Papua terhadap bubuk kayu kering dan bangunan gedung. Papua terhadap bubuk kayu kering dan rayap tanah.Jurnal Penelitian Hasil Hutan,34(1), 33-43. https://doi.org/10.20886/jphh.2016.34.1.33-43.
Jasni, & Roliadi, H. (2010). Daya tahan 25 jenis rotan terhadap rayap tanah. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 28(1), 55-65.
Jasni, & Rulliaty, S. (2015). Ketahanan 20 jenis kayu terhadap serangan rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) dan rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus Light). Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 33(2), 125-133.
Jasni, Damayanti, R., & Sulastiningsih, I.M. (2017). Pengklasifikasian ketahanan 20 jenis bambu terhadap rayap kayu kering. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 35(3), 171-183.
JitKaur, P., Satya, S., Pant, K., & Naik, S. (2015). Eco-friendly preservative treated bamboo culm: Compressive strength analysis. International Journal of Chemical, Molecular, Nuclear, Materials and Metallurgical Engineering, 9(1), 43-46.
Limi, Z. (2014). Keawetan alami kayu tumih (Combretocarpus rotundatus Miq Dancer.) dari serangan rayap kayu kering, rayap tanah dan jamur pelapuk kayu. Institut Pertanian Bogor.
Loiwatu, M., & Manuhuwa, E. (2008). Komponen kimia dan anatomi tiga jenis bambu dari Seram, Maluku. AGRITECH, 18(2), 76-83.
Martawijaya, A. (1996). Petunjuk Teknis: Keawetan kayu dan faktor yang mempengaruhinya. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan.
Mayasari, K., Yunus, M., & Daud, M. (2015). Efektivitas pengawet bambu untuk bahan material rumah apung Danau Tempe di Sulawesi Selatan. Jurnal Permukiman, 10(2), 118-129.
Nandiaka, D., Y. Rismayadi & F. Diba (2003). Rayap. Biologi dan pengendaliannya. Surakarta:Muhammadiyah University Press.
Nandika, D. (2015). Satu abad perang melawan rayap. Mitigasi bahaya serangan rayap pada bangunan gedung.Workshop. Jakarta.Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Nurkertamanda, D., Andrelina, W., & Widiani, M. (2011). Pemilihan parameter pre-treatment pada proses pengawetan bambu laminasi. J@TI Undip, VI(3), 155-160.
Ott, R. (1994). An introduction to statistical methods and data analysis. Belmont, CA, USA: Duxburry Press.Purnamasari, I. (2013). Ketahanan oriented strand board bambu dengan perlakukan steam dan non steam terhadap serangan rayap dan kumbang bubuk (Skripsi Sarjana). Institut Pertanian Bogor.
SAS. (1997). SAS (Statistical Analysis System) guide for personal computers (Version 6). Cary, NC: SAS Institute Inc.
Sharma, P., Dhanwantri, K., & Mehta, S. (2014). Bamboo as a building material. International Journal of Civil Engineering Research, 5(3), 250-254. Retrieved from http://www.ripublication.com/ ijcer.htm.
Standar Nasional Indonesia (SNI). (2014). Uji ketahanan kayu terhadap organisme perusak kayu (SNI 7207-2014). Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Steel, R., & Torrie, J. (1993). Prinsip dan prosedur statistika (Terjemahan). Yogyakarta: PT Gramedia.
Sumarni, G. (2004). Keawetan kayu terhadap serangga. Upaya menuju efesiensi penggunaan kayu. Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Jakarta.
Sumarni, G., & Roliadi, H. (2001). Daya tahan 109 jenis kayu Indonesia terhadap rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgreen). Buletin Penelitian Hasil Hutan, 20(3), 177-185.
Susilaning, L., & Suheryanto, D. (2012). Pengaruh waktu perendaman bambu dan penggunaan borak-borik terhadap tingkat keawetan bambu. Dalam Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Technologi (SNAST) Periode III (pp. A94-A101). Yogyakarta.
Widjaja, E. (2011). The utilization of bamboo: At present and for the future. Dalam A. N. Gintings & N. Wijayanto (Eds.), Proceedings of Inter national Seminar Strategies and Challenges on Bamboo and Potential Non Timber Forest Products (NTFP) Management and Utilization (pp. 79-85).
Zulkarnaen, R. N., & Andila, P. S. (2015). Dendrocalamus spp.: Bambu raksasa koleksi Kebun Raya Bogor. Dalam Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia Vol. I No 3 (pp. 534-538).
DOI: https://doi.org/10.20886/jphh.2017.35.4.289-301
For further details log on website :
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/2154
No comments:
Post a Comment