Blog List

Saturday, 28 January 2017

Proses Pembangunan Hutan Tanaman Industri

Perkenalkan nama saya Teguh Prasetyo saat ini masih aktif di salah satu perusahaan nasional dalam pengelolaan Hutan Tanaman Industri, kali ini saya ingin membagikan cerita selama proses perjalanan karir saya yang  didapat dari HTI di wilayah Sumatra s.d HTI di Kalimantan Barat.

Apa itu HTI ? Definisi dan Pengertian dari Hutan Tanaman Industri atau HTI adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan prinsip pemanfaatan yang optimal, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Pengusahaan HTI pada hakekatnya merupakan alokasi sumber daya antar waktu. Sumberdaya tersebut berupa sumber daya alam (hutan, tanah dan air) tenaga kerja, modal, sarana/prasarana dan kemampuan manejerial yang profesional. Pengusahaan HTI merupakan suatu asaha yang berjangka panjang, sehingga perlu dikelola sebaik-baiknya dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi dalam pengusahaanya agar mampu memberikan keuntungan secara terus-menerus secara lestari.
Dimulai dari mana dalam usaha pembangunan HTI :

1.Sumber Daya Alam atau Hutan untuk pengembangan Industri
2.Sumber Daya Manusia : melalui proses Recruitment, Develop & training hal ini untuk memiliki tenaga ahli dalam pengelolaan HTI dengan berorientasi keuntungan dalam produksi kayu dan pengembangan investasi HTI lainnya.
3.Nursery : Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman hutan karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman hutan.
Untuk proses pembenian ada 2 produksi yaitu Acasia dan Eucalyptus, masing-masing tanaman dalam perlakukan benihnya berbeda2 prosesnya bisa dijabarkan untuk tanaman jenis :
Proses produksi bibit Acasia (seed) :
Media Preparation->seed->Seed Treatment->Seed Sowing->Transplanting->Germination ->selection->Nursery growing->Grading->Nursery Hardening off->packing->Quality control->Bibit Siap kirim ke Lapangan.
(Baca juga : Jenis Tanaman HTI)
Proses produksi bibit Eucalyptus (cutting) : Media Preparation->shoot->Cutting off Shoot->planting->Rooting->Selection->Spacing->Nursery Growing->Grading->Nursery Hardening off->Packing-->Quality control->Bibit Siap kirim ke Lapangan.
4. Infrastrukture atau sarana prasarana meliputi 
Pembuatan sarana transportasi jalan untuk areal darat dan canal transport untuk areal rawa
Jalan untuk forestry HTI dibagi menjadi 3 kelas :
       a.       Jalan Akses/ jalan utama : Jalan yang menghubungkan jalan cabang ke mill/Logpond/dermaga.
       b.       Jalan Cabang (branch road): Jalan yang menghubungkan antara jalan sarad dengan jalan utama.             
       c.       Jalan Sarad (spur Road): Jalan yang bersifat sementara yang menghubungkan TPN  dengan jalan cabang .

*) Proses pembuatan jalan kering /Dry Land meliputi : Baca juga Pembuatan Jalan HTI
Road plan Verification ->Land Clearing->Road forming & cut and Fill->Bridge and culvert contruction->road grading and compacting->road surfacing.


*)Proses pembuatan jalan diareal basah/wet land :  
Road plan Verification ->Land Clearing->drainage contruction->Road forming->conduroy->back filling->road grading & compacting-> road surfacing.

Keterangan :
Land clearing : pembersihan lahan untuk pembuatan jalur jalan.
Drainage contruction: dilakukan penggalian kanal drainase bisa dari sisi kiri maupun kanan.
Back filling : Penimbunan dengan tanah yang sifatnya water resistance/kedap air
Road grading : Pembentukan badan jalan  
cut and Fill  Memindahkan tanah dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah.
Bridge : Kegiatan pembuatan jembatan diareal sungai.
culvert contruction : Kegiatan pembuatan gorong-gorong.
road grading : Kegiatan meratakan tanah atau material.
Compacting : Kegiatan Pemadatan  material/tanah
Road Surfacing : Memberikan lapisan  diatas permukaan jalan yang sudah degrading.

Infrastrukture CANAL 
Merupakan saluran air dimana kelebarannya ditentukan menurut kebutuhan tata kelola air di HTI berdasarkan kemiringan lahan/kontur
Canal untuk Forestry dibagi menjadi 3 jenis:
  1)       Canal Primer  ukuran 12x9x3 (panjang x lebar x tinggi) sebagai jalur utama transportasi air
  2)       Canal Sekunder ukuran 8x5x3, 6x4x3 dll
  3)       Canal Tersier ukuran 2x2x1, 1x1x1 dll
Baca juga : Drainase di HTI

Setelah penyiapan lahan HTI siap diikuti dengan kemampuan dan kesiapan tenaga kerja kemudian persiapan bibit tanaman dan infratrukture jalan maupun canal sudah tersedia, maka kemudian memasuki tahap inti dari proses HTI ada 2 macam yaitu PLANTATION dan HARVESTING

PLANTATION

Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
Dimulai dari kegiatan Establisment dibagi dari beberapa tahap meliputi:
1.       Kebersihan lahan  dan Hand Over Area : bisa dilakukan secara mekanis/spreading dan secara manual melalui tebang jalur tumpuk dan slashing
2.       Kanal tersier (wet land) dibuat dengan tujuan untuk mengatur water level area tanaman yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman acasia, ukurannya bisa 2 x 1 x 2 meter.
      Tertiary drain (dry land) dibuat dengan tujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan areal tanam dibagian lembah, ukuran bisa 1 x 1 x 1 meter untuk menghindari genangan spot air dalam cekungan.
3.       Preplanting Spraying yaitu kegiatan penyemprotan areal dengan herbisida sebelum penanaman  dengan tujuan mengendalikan gulma guna menekan persaingan dengan bibit yang akan ditanam
4.       Planting yaitu proses penanaman dengan kegiatan lining berguna untuk menjaga keteraturan jarak tanam dan Holing adalah pembuatan lubang  untuk tanaman.

Planting adalah proses penanaman bibit (seedling) setelah dilakukan  holing (dryland) dan tugal (wetland).

Baca juga mengenai alat mekanisasi penanaman
5.       Basal fertilizing merupakan kegiatan untuk menambah unsur hara guna meningkatkan kesuburan tanah, sehingga diharapkan pertumbuhan tanaman  akan bagus menggunakan pupuk komersial (NPK,KCA,CIRP,TSP dll)
6.       Blanking atau penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali pada spot area yang belum tertanam atau tanaman mati, tujuannya adalah untuk mendapatkan persentase tanaman hidup yang tinggi agar potensi tegakan pada saat panen juga tinggi.

Itulah 6 proses dalam kegiatan establishment.
Dilanjutkan dengan proses Maintenance/perawatan tanaman terdiri dari kegiatan :
1.       Weeding/pembersihan gulma adalah kegiatan maintenance tanaman induk dari tanaman liar seperti gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman induk, weeding dapat dilakukan secara chemical(semprot) atau manual (cabut,piringan)
2.       Additional Fertilizing/ pemupukan lanjutan adalah proses pemupukan lanjutan yang dilakuakn terhadap tanaman , pemupukan baru bisa dilakukan setelah pembersihan gulma (weeding)
Setelah kegiatan establishment telah diselesaikan diikuti kegiatan maintenance tanaman setelah berumur 5 tahun tanaman acasia atau eucalyptus baru bisa dilakukan pemanenan selanjutnya disebut kegiatan Harvesting.


HARVESTING


Apa itu Harvesting atau pemanenan kayu ???
Suparto, 1982 :
“Pemanenan kayu merupakan serangkaian kegiatan kehutanan yang mengubah pohon dan biomass lainnya menjadi bentuk yang dapat dipindahkan ke lokasi lain sehingga bermanfaat
bagi kehidupan ekonomi dan kebudayaan masyarakat”
Grammel, 1988 :
“Pemanenan kayu adalah pemanfaatan yang rasional dan penyiapan suatu bahan baku dari alam menjadi sesuatu yang siap dipasarkan untuk bermacam-macam kebutuhan manusia”
Conway, 1978 :
“Pemanenan kayu merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memindahkan kayu dari hutan ke tempat penggunaan atau pengolahan kayu”.

Pengertian pemanenan kayu mengalami perluasan, yang lebih menekankan pada :
   · Perencanaan sebelum pemanenan kayu
   · Supervisi teknik
   · Pengaturan setelah pemanenan kayu

Secara garis besar jenis dan urutan kegiatan dalam pemanenan kayu, khususnya untuk kondisi hutan tropika basah sbb.:
Tahap I : Perencanaan pemanenan
Perencanaan pemanenan kayu merupakan salah satu bagian dari keseluruhan rencana manajemen hutan, dimana perencanaan pemanenan itu sendiri merupakan komponen dari
rencana penggunaan lahan secara komprehensif. Kegiatan pada tahap ini antara lain :
   · Perpetaan
   · Survai
   · Rencana pemanenan
   · Pemetaan

Tahap II : Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)
Pembukaan wilayah hutan merupakan kegiatan yang merencanakan dan membuat sarana dan prasarana yang diperlukan dalam rangka mengeluarkan kayu. Prasarana tersebut meliputi
rencana sumbu jalan (trase), base camp, jembatan, gorong-gorong dll. Kegiatan dari tahap ini adalah :
   a. Perencanaan sumbu jalan (trase)
   b. Pembuatan jalan dan prasarana lainnya

Tahap III : Pemanenan
Kegiatan tahap ini antara lain :
   a. Persiapan tebangan
   b. Penebangan
   c. Pemangkasan
   d. Pengukuran
   e. Pembagian batang

Tahap IV : Penyaradan
Kegiatannya adalah :
 1. Pemasangan choker
 2. Penyaradan

Tahap V : Pengumpulan kayu
Pada tahap ini dikenal istilah cold deck dan hot deck. Cold deck berarti kayu yang sampai di tempat pengumpulan langsung ditangani/diproses secara keseluruhan pada saat itu juga,
sedangkan pada hot deck kayu yang sampai di tempat pengumpulan tidak ditangani (diproses) secara menyeluruh pada saat itu juga.

Proses harvesting HTI pada  areal mineral/ dryland :


 Proses harvesting HTI pada  areal rawa/wetland :

Penjelasn dari  alur proses kegiatan harvesting dapat dijabarkan sbb :
Micro planning yaitu perencanaan awal penebangan yang memuat informasi penting terhadap areal yang akan ditebang, tahapannya meliputi :
   1.       Persiapan peta
   2.       Pembuatan Lay out jalan blok/matting
   3.       Pembagian petak tebang
   4.       Rencana jalan sarad pada peta
   5.       Penentuan lokasi Tpn
   6.       Penandaan kawasan Lindung
   7.       Pre Harvest slashing(imas)
Pre Harvest slashing(imas) yaitu kegiatan pembersihan areal secara manual sebelum kegiatan penebangan yaitu dengan menebas gulma.
Felling (Penebangan) yaitu kegiatan penebangan berdasarkan system yang telah ditentukan dan disertai dengan teknik penebangan yang benar .
De limbing yaitu kegiatan pembersihan kayu dari cabang dan ranting.
Cut to length yaitu kegiatan memotong atau membagi batang menjadi potongan-potongan dengan panjang tertentu (sesuai dengan standard Mill)
Stacking yaitu kegiatan penumpukan potongan potongan kayu pada jalur yang telah di rancang/ditentukan  dan kegiatan ini bisa dilakukan secara manual dan mekanis(alat berat)
Matting yaitu jalur yang dibuat dari ranting dan anakan kayu sebagai landasan untuk jalan alat di areal Wet Land, lebar jalur matting kisaran 3-5 meter atau sesuai dengan track alat berat
Pre Bunching yaitu kegiatan pengumpulan kayu pada jalur tarik dengan menyusun pangkal kayu kea rah jalur tarik. Biasa dilakukan secara sistematis dengan excavator sekaligus melakukan spreading/penyerakan sisa ranting.
Extraction/skidding(penyaradan) yaitu kegiatan penarikan kayu dari tumpukan kayu dari areal tebangan ke Tpn pada jalur yang telah ditentukan.
Loading yaitu kegiatan pemuatan kayu dengan excavator di TPK/Tpn ke logging truk/sampan besi
Demikian penjelasan informasi mengenai pengembangan HTI menurut pemahaman penulis, lebih kurangnya dalam penulisan ini karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tidak sempurna  mohon dimaklumi.
Semoga bermanfaat buat rekan sesama  forester……..
……..Sukses Selalu…..


Reaksi:

For further information log on website :
http://t-prasetyo.blogspot.my/2015/04/proses-pembangunan-hutan-tanaman.html

No comments:

Post a Comment

Advantages and Disadvantages of Fasting for Runners

Author BY   ANDREA CESPEDES  Food is fuel, especially for serious runners who need a lot of energy. It may seem counterintuiti...